Cari Blog Ini

Rabu, 19 Januari 2011

Investasi Waktu

Mu'az bin Jabal ra berkata Rasulullah saw bersabda, ''Penghuni surga itu tidak akan pernah merasa menyesal terhadap sesuatu pun kecuali terhadap waktu yang meninggalkan mereka yang tidak mereka isi dengan dzikir kepada Allah Azza wa Jalla.'' [HR At-Thabrani].

Manusia tumbuh mulai dari kandungan sampai dewasa melalui lintasan-lintasan waktu. Ketika tua manusia mulai sadar bahwa hidupnya tinggal menunggu beberapa tahun. Dengan kondisi seperti itu, ia mulai giat beribadah, menyesali betapa sedikit amal yang bisa dilakukan.

Semuanya cukup terlambat untuk memperbaiki diri atau mencari ilmu walaupun hadis Rasulullah mengatakan, ''Carilah ilmu dari sejak buaian sampai liang lahat.'' Memang usia tidak membatasi seseorang dalam melakukan perbaikan diri dan menuntut ilmu, namun akan sedikit ilmu yang teraih dibandingkan menuntut ilmu sejak dini.

Waktu memiliki sifat irreversible [tidak pernah kembali], untransfersible [tidak bisa dipindahkan kepada orang lain], unsubstitution [tidak tergantikan oleh apa pun], dan unpayable [tak dapat dibeli].

Seorang yang sudah tua tidak bisa menjadi remaja lagi. Barang hilang bisa diganti dengan uang. Kekayaan dan kemewahan hancur dapat diperoleh kembali dengan usaha. Tapi waktu pergi hendak ke mana dicari penggantinya? Kepemilikan harta dari orang mati dapat dipindahkan kepada hak warisnya. Namun waktu hanya dimiliki tiap individu di mana masing-masing berbeda tak mungkin dipindahtangankan kepemilikannya. Baju dicuri akan 'kembali' dengan membeli yang baru. Namun, tak ada seorang pun yang dapat membeli masa mudanya yang sudah pergi.

Satu-satunya aset terbesar yang dimiliki manusia hanyalah waktu. Waktu atau kesempatan tidak terjadi dua kali. Mumpung berkesempatan masih muda, mempunyai jabatan tinggi dan uang banyak marilah kita beramal. Kelak ketika mata telah kabur, usia telah uzur, dekat liang kubur janganlah segalanya menjadi bubur.

Rasulullah mengingatkan, ''Ada dua nikmat yang banyak di antara manusia itu justru merasa merugi karenanya; kesehatan dan kekosongan.'' [HR Bukhari]. Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang merugi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar